Strategi dan
Teknik untuk Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
Arti
kemiskinan manusia secara umum adalah “kurangnya kemampuan esensial manusia
terutama dalam hal ‘kemelekan huruf’ (kemampuan membaca; literacy) serta
tingkat kesehatan dan gizi”. Selain itu, diartikan pula sebagai kurangnya
pendapatan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi minimum. Sedangkan
menurut Departemen Sosial dan BPS, mendefiniskan kemiskinan sebagai
ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk layak
hidup. Definisi atau pengertian kemiskinan juga perlu dibedakan antara
kemiskinan absolut (absolute poverty) dan kemiskinan relatif (relative
poverty). Kemiskinan absolut, ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk
mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan
dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok
minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai
kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis
kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan
sebagai penduduk miskin. Sedangkan kemiskinan relatif adalah suatu tingkat
kemiskinan dalam hubungannya dengan suatu rasio Garis Kemiskinan Absolut atau
proporsi distribusi pendapatan (kesejahteraan) yang timpang (tidak merata)
(ADB, 1999: 26).
Mengapa terjadi kemiskinan?
Menurut
Mudrajad Kuncoro (2003: 131), penyebab kemiskinan (dipandang dari segi ekonomi)
disebabkan karena tiga hal, yaitu :
- Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya alam dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
- Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini dikarenakan rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi atau karena keturunan. Selanjutnya, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.
- Ketiga, kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty). Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal akan menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Dan hal tersebut akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya. Logika ini dikemukakan oleh Ragnar Nurkse di tahun 1953. Ia mengatakan bahwa “a poor country is poor because it is poor” (negara itu miskin karena dia miskin).
Di Indonesia, sampai
dengan tahun 2011, tingkat kemiskinan nasional telah dapat diturunkan menjadi
12,49 persen dari 13,33 persen pada tahun 2011 (gambar 1).
Dengan
ditambah tumbuhnya perekonomian Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,5 persen
dibanding tahun 2010, seharusnya tingkat kemiskinan nasional dapat turun lebih
jauh lagi. Tetapi, apa yang terjadi ialah terlihat bahwa tingginya pertumbuhan
ekonomi suatu negara tidak menjamin tiadanya sejumlah kemiskinan, terutama
kemiskinan absolut. Ditambah dengan melebarnya jarak antara golongan kaya
dengan golongan miskin. Hal inilah yang sekarang terjadi di Indonesia pada saat
ini.
Lalu
pertanyaannya ialah apakah pemerintah Indonesia sudah melakukan cara untuk
mengentaskan kemiskinan secara maksimal? Jawabannya adalah sudah. Sejujurnya,
sudah banyak cara yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengatasi
kemiskinan, seperti melakukan pengembangan tenaga kerja, mendorong program
pembangunan ekonomi, mendorong upah minimum, dan masih banyak lagi. Tetapi, menurut
pendapat saya, ada tiga cara yang bisa diambil oleh pemerintah dalam
menanggulangi kemiskinan secara efektif, diantaranya ialah peranan pemerintah dan
partisipasi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan, pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat serta pengentasan kemiskinan melalui teknologi.
Peranan pemerintah dan partisipasi
masyarakat
Sebetulnya,
pemerintah Indonesia telah membuat banyak program dan anggaran yang besar untuk
penganggulangan kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Tetapi, hal itu belum
saja cukup, sebab strategi yang ada tidak dijalankan secara maksimal, sebab
adanya miskoordinasi atau penyelewengan dana yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan kemiskinan oleh pihak-pihak tertentu. Maka seharusnya pemerintah
memimpin langsung upaya pengentasan kemiskinan, dari mulai perencanaan,
distribusi, sampai bagaimana implementasinya di lapangan. Pemerintah juga
harus melakukan perluasan dan percepatan program pengentasan kemiskinan dan
mengintensifkan program-program penanggulangan kemiskinan
yang belum dilaksanakan secara maksimal. Disamping itu, pemerintah pusat
dan daerah juga harus saling bekerjasama, agar jarak kemiskinan antara kota dan
desa dapat dipersempit. Alangkah baiknya lagi apabila program pengentasan
kemiskinan juga didukung oleh lembaga-lembaga lain. Jika bisa, ada instansi,
baik dari pemerintah ataupun swasta, yang khusus membahas tentang permasalahan
kemiskinan dan solusinya.
Agar
dapat mencapainya, upaya lain yang dilakukan untuk mendukung tercapainya
pemberantasan kemiskinan ialah melalui partisipasi masyarakat. Pada dasarnya, upaya
ini berupaya untuk memanfaatkan potensi dari masyarakat miskin yang dapat
dikembangkan dalam kegiatan atau usaha tertentu yang dapat mengurangi dan
bahkan melepaskan mereka dari jeratan permasalahan kemiskinan. Sebagaimana
fungsinya, pemerintah bisa menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam
berpartisipasi dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraannya.
Sebagai contoh, setiap masyarakat bisa diberi kemudahan untuk memperoleh modal,
di genjot motivasi berwirausahanya, ditingkatkan kapasitas manajerialnya,
didampingi aktivitasnya, serta dikontrol kinerjanya. Dan untuk melakukan cara
ini, berbagai potensi didalam masyarakat, termasuk lembaga-lembaga
kemasyarakatan, perlu dilibatkan. Sehingga, dapat terjalin sinkronisasi antara
peranan pemerintah dan program-programnya dengan masyarakat miskin sebagai
aktor utamanya.
Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat
Pemberdayaan
masyarakat sebagai sebuah strategi untuk pengentasan kemiskinan sekarang sudah
banyak diterima, bahkan telah berkembang berbagai pemikiran dan literatur
tentang hal tersebut. Meskipun dalam kenyataannya strategi ini masih belum
maksimal di aplikasikan. Di Indonesia, pemerintah sebenarnya sudah melakukan
berbagai cara untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat, salah satunya
dengan program PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) dan
masih banyak lainnya.
Pada
kesempatan kali ini, yang menjadi fokus ialah bagaimana peranan pendidikan
dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di Indonesia. Peranan bidang
pendidikan merupakan salah satu upaya pembangunan dalam memberantas kebodohan,
dan diharapkan mampu memberantas kemiskinan yang terjadi guna dapat
meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Pada dasarnya,
pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar
yang efektif dan bermanfaat, serta menjadikan masyarakat menjadi lebih terbuka
terhadap pendidikan. Sehingga nantinya
dapat membebaskan masyarakat dari
belenggu kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. Implikasi lainnya ialah
diharapkan masyarakat miskin mendapatkan motivasi yang tinggi untuk belajar dan
bekerja keras agar dapat menjadi masyarakat yang berpengetahuan dan kompeten,
yang nantinya akan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan begitu, hal
tersebut juga akan berdampak pada pengentasan kemiskinan. Selain itu,
pendidikan juga dapat berfungsi sebagai sarana pemberdayaan individu dan
masyarakat, khususnya guna menghadapi masa depan.
Meski
demikian, ada hal penting lain yang harus disisipkan didalam program
pendidikan, yaitu dengan menanamkan mental dan membelajarkan jiwa
kewirausahawan kepada generasi Indonesia saat ini. Manfaatnya ialah agar
generasi Indonesia tidak hanya memiliki pikiran untuk bekerja saja, tetapi juga
untuk membuat pekerjaan, sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan
pengangguran dan kemiskinan. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya diperlukan
kerjasama antara para pihak yang terkait didalam pemerataan pendidikan bagi
seluruh masyarakat Indonesia, dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan
meningkatkaan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Kesadaran masyarakat akan manfaat
teknologi
Saat ini, apresiasi masyarakat umum akan potensi
TIK sebagai alat bantu untuk mengurangi kemiskinan masih sangat rendah.
Kesadaran akan potensi TIK untuk penanggulangan kemiskinan harus ditingkatkan
dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (terutama stakeholders).
Masing-masing stakeholders melaksanakan peran yang dapat dilakukannya. Lebih
jauh, pendekatan ini diharapkan dapat menggugah kaum miskin itu sendiri agar
mereka sadar akan eksistensi dan dapat merasakan manfaat atau keuntungan yang
dapat diperoleh dari penggunaan TIK. Karena itu, membangun kesadaran dan
meningkatkan partisipasi masyarakat akan manfaat TIK perlu dilakukan secara
kolektif, simultan dan terus-menerus di setiap lapisan masyarakat. Peningkatan
kesadaran ini dilakukan melalui penyelenggaraan aktivitas seperti seminar,
media massa, focus group discussion, dan lain-lain. Di tingkat masyarakat,
peningkatan kesadaran ini dapat dilakukan melalui pertemuan dengan masyarakat
desa yang dilakukan sejak awal. Selain itu, pemerintah juga dapat bekerja sama
dengan pihak swasta dan perguruan tinggi terkait, guna menyelenggarakan
seminar-seminar yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berbagai bidang, seperti pendidikan, pertanian, perindustrian
dan perdagangan.
Dalam konteks pengentasan kemiskinan,
mengembangkan SDM merupakan program utama pembangunan. Dipercaya bahwa
rendahnya inisiatif masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan dengan cara
mereka sendiri adalah salah satu faktor penghambat pembangunan. Rendahnya
inisiatif ini terjadi antara lain karena masyarakat tidak berdaya. Masyarakat
akan lebih berdaya apabila mereka berhasil mengembangkan kemampuannya. TIK
dapat memberikan sumbangan untuk mempercepat proses pengembangan kemampuan
tersebut, baik itu proses pembelajaran formal maupun pelatihan. Dalam proses
pembelajaran, teknologi informasi dapat berperan dalam proses pembelajaran
jarak jauh. Proses pembelajaran jarak jauh juga dapat dimanfaatkan untuk proses
pelatihan bagi berbagai kelompok masyarakat, misalnya usaha kecil dan menengah.
Dengan demikian, terlihat jelas bahwa teknologi
juga memiliki peranan penting dalam mengentaskan kemiskinan, terutama di
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah bisa menggunakan teknologi sebagai
strategi dan teknik untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang ada. Sehingga,
tidak hanya kemiskinan yang dapat teratasi, tetapi juga dapat membantu
peningkatan kualitas SDM yang ada di Indonesia, yang mana implikasi akhirnya
dalam membantu proses pembangunan di Indonesia.
Referensi
:
- Kuncoro, Mudrajad, 2003, Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Ketiga, Yogyakarta :UPP AMP YKPN.
- Sastrapratedja, M dkk. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
- Todaro, Michael dan Smith, Stephen, (2006), Pembangunan Ekonomi, Edisi 8. Jakarta : Erlangga.
- www.bps.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar