Sistem
Perekonomian Kampung Naga
Sebelumnya,
saya telah membahas tentang dimensi sosial ekonomi serta interaksi sosial yang
ada pada masyarakat Kampung Naga. Selanjutnya, saya akan mencoba menganalisis
tentang sistem perekonomian terdapat di dalam Kampung Naga.
Pengertian Sistem Ekonomi
Menurut
Dumairy (1996), Sistem Ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin
hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan. Selanjutnya, dikatakan pula bahwa suatu sistem ekonomi
tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, pandangan dan
pola hidup masyarakat dimana ia berpijak. Sistem Ekonomi sesungguhnya merupakan
salah satu unsur saja dalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat. Sehingga
sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan ideologi masyarakat di suatu
negara.
Sistem Perekonomian Kampung Naga
Dari
beberapa sistem ekonomi yang ada di dunia, Kampung Naga termasuk daerah yang
menganut sistem ekonomi tradisional. Hal itu dapat kita lihat dari ciri-ciri
sebagai berikut.
a.
Teknologi
yang digunakan masih sangat sederhana
b.
Tidak
terdapat pembagian kerja, jikapun ada masih sangat sederhana
c.
Kegiatan
ekonomi sepenuhnya diserahkan dan dilaksanakan oleh swasta/masyarakat
d.
Keikutsertaan
pemerintah dalam bidang ekonomi dilakukan tidak secara langsung
e.
Kebebasan
masyarakat untuk berinovasi dan berimprovisasi diakui dan dihormati
Pada dasarnya, perekonomian Kampung Naga
ditunjang oleh lima sektor, yaitu pertanian, peternakan, kerajinan tangan,
penerjemah, dan pariwisata. Berikut ini akan dibahas mengenai sektor-sektor
utama dalam perekonomian Kampung Naga.
1.
Pertanian
Pertanian adalah sektor utama perekonomian
di Kampung Naga. Berikut ini adalah beberapa rincian kegiatan pertanian di
Kampung Naga.
·
Sebagian
hasil padi disimpan untuk makanan sehari-hari penduduk, dan selebihnya dijual.
·
Sawah
digarap sendiri.
·
Harga
padi Rp 300,-/kg, Rp 300.000,-/kwintal (data pada tahun 2009).
·
Sawah
dimiliki secara turun-temurun.
·
Padi
adalah tanaman utama yang ada didalam persawahan. Namun selain padi, penduduk
Kampung Naga juga menanam jagung, talas, dan ubi.
·
Penduduk
Kampung Naga biasanya berangkat ke sawah pada pagi atau siang hari.
·
Pendapatan
dari sektor pertanian ini tidak tetap, terkadang naik terkadang turun.
·
Bibit
dibeli dalam jumlah besar dan disimpan untuk ditanam pada masa tanam
berikutnya, sedangkan pupuk dibuat sendiri dari kotoran hewan.
·
Sejauh
ini, penduduk Kampung Naga belum pernah mengalami gagal panen.
2.
Peternakan
Selanjutnya, peternakan merupakan salah
satu kegiatan yang ada di Kampung Naga. Meski demikian, peternakan bukan
merupakan sektor utama perekonomian Kampung Naga.
·
Hewan
yang diternakkan adalah kambing dan ayam.
·
Seperti
halnya dalam sektor pertanian, sebagian hasil ternak dijual dan sebagian lagi
untuk dimakan.
·
Makanan
untuk ternak dapat mereka hasilkan sendiri, yaitu rumput untuk kambing dan
beras serta jagung untuk ayam.
3. Kerajinan
Salah satu kegiatan ekonomi yang ada di
Kampung Naga ialah kerajinan. Selain menjadi kegiatan ekonomi, kerajinan juga merupakan khas dari
masyarakat Kampung Naga.
·
Sebagian
kerajinan dibuat di Kampung Naga, sebagian lain di luar.
·
Kerajinan
yang dibuat di Kampung Naga terbuat dari lidi dan bambu, biasanya berupa
anyaman.
·
Pendapatan
yang dihasilkan dari sektor kerajinan ini berbeda-beda.
·
Sebagian
uang hasil pendapatan tersebut disimpan di bank, dan sisanya disimpan sendiri.
·
Kerajinan-kerajinan
ini telah dikembangkan sejak zaman dulu.
·
Biasanya
kerajinan-kerajinan tersebut dibuat di rumah.
·
Harga
kerajinan berkisar dari Rp 2.000,- hingga Rp 200.000,- (data pada tahun 2009).
·
Jenis
barang kerajinan tersebut adalah tas, pensil, pajangan, hiasan, dll.
4. Penerjemah
Meski mayoritas penduduk Kampung Naga
adalah petani dan peternak, tetapi mereka juga tetap berpendidikan (sekolah). Ada
penduduk Kampung Naga yang sekolah di luar daerah, bahkan melanjutkan
sekolahnya sampai ke luar negeri. Sepulang dari luar negeri, biasanya mereka kembali ke Kampung Naga untuk
mengabdi di sana sebagai penerjemah bagi turis yang datang. Saat ini ada empat
belas orang penerjemah (data pada tahun 2009) yang bertugas memandu wisatawan
asing yang ingin mengenal seluk-beluk dari Kampung Naga.
5. Pariwisata
Bisa dibilang, pariwisata adalah sektor
yang secara tidak langsung menjadi andalan perekonomian Kampung Naga selain
sektor pertanian. Dahulu, wisatawan yang datang ke Kampung Naga tidak dipungut
biaya ketika datang menginap, namun sekarang Kampung Naga telah memasang tarif.
Oleh karena itu, sebagai objek wisata dengan alam dan penduduknya, pariwisata
pun menjadi salah satu bidang penghasil uang bagi penduduk Kampung Naga.
Note :
Sumber atau data yang saya peroleh berasal dari hasil
study tour saya dkk. bersama sekolah kami (SMAN 1 Bekasi) ke kampung naga pada tahun 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar